Mama rencong, cyin.....
Hoek banget peristiwa beginian.
http://www.kaskus.co.id/thread/5372f378fbca176b188b48de/miris-asal-muasal-bocornya-kunci-un-sma-terbongkar-dan-sangat-sistematis/
SURABAYA – Sikap keras pemerintah bahwa soal ujian nasional (unas) SMA
tidak bocor akhirnya terpatahkan. Berdasar keterangan pihak-pihak yang
telah ditangkap dan diperiksa polisi, diketahui bahwa soal unas SMA
benar-benar telah bocor dan kunci jawabannya sudah menyebar ke
mana-mana.
Naskah soal unas itu bocor karena dicuri. Tidak main-main, pencurian
tersebut melibatkan sekitar 70 kepala sekolah (Kasek) dan guru yang
bekerja secara terstruktur. Semua adalah Kasek dan guru SMA negeri
maupun swasta dari Lamongan.
’’Kunci jawaban bukan aslinya. Ini tidak bocor dari pusat. Tapi, ini
adalah hasil menjawab sendiri oleh sekelompok guru di Lamongan setelah
mereka mencuri naskah soal,’’ kata Kapolrestabes Surabaya Kombespol
Setija Junianta Senin (12/5).
Para guru mencuri? Setija menyatakan bahwa itulah kenyataannya.
’’Pencurian ini dilakukan dengan modus mengelabui polisi yang mengawal
proses distribusi naskah soal ketika menuju polsek,’’ terangnya.
Sebelum pelaksanaan unas, naskah soal di setiap kabupaten/kota memang
disimpan di mapolres setempat. Dua hari sebelum pelaksanaan unas, naskah
soal lantas didistribusikan ke polsek-polsek jajaran. Mekanisme yang
sama berlaku di Lamongan. Pada Sabtu (12/4), naskah soal didistribusikan
dari Polres Lamongan ke polsek-polsek di seluruh Lamongan.
Distribusi umumnya menggunakan mobil kepala sekolah atau guru. Satu
mobil dikawal seorang polisi. Selain itu, ada tiga sampai lima guru yang
ikut serta mengawal. Saat perjalanan menuju polsek itulah, naskah soal
dicuri. Guru yang turut dalam pengawalan mengajak berhenti polisi untuk
makan di rumah makan. Karena yang mengajak adalah guru, polisi pengawal
tidak curiga. ’’Pada saat makan, ada salah seorang guru yang mengambil
sebundel amplop naskah soal,’’ papar Setija. Sebundel ampol berisi 20
model naskah soal.
Pencurian tidak hanya dilakukan di satu tempat. Sesuai dengan skenario
jahat yang telah mereka susun, agar pencurian itu tidak mencolok, setiap
satu tempat (satu rombongan guru) hanya kebagian mengambil satu amplop
soal. Lantaran unas SMA mengujikan enam mata pelajaran, pencurian
dilaksanakan di enam titik dengan sasaran enam mobil berbeda. Setiap
tempat (rombongan guru) mengambil satu naskah soal yang berbeda. Karena
itu, ketika dikumpulkan, naskah soal enam mata pelajaran yang mereka
dapatkan sudah lengkap.
’’Sesungguhnya itu bisa dijawab saat ini. Tapi, kami lakukan gelar
perkara dulu dengan Polda Jawa Timur. Yang jelas, naskah soal itu dicuri
sekelompok guru,’’ tegas Setija.
Berdasar penelusuran Jawa Pos di Lamongan, kebocoran tersebut tidak
terjadi di satu titik. Tetapi, kebocoran itu terjadi di enam titik
sekaligus atau sesuai dengan jumlah mata pelajaran yang diujikan dalam
unas SMA. Enam titik tersebut adalah Lamongan Kota, Babat, Bluluk,
Ngimbang, Kedungpring, dan Karang Binangun.
Di enam titik itu, guru SMA negeri dan swasta saling berkolaborasi.
Setiap titik mencuri satu naskah soal sesuai dengan yang disepakati.
Misalnya, di Lamongan Kota mereka sepakat mencuri naskah bahasa
Indonesia. Jadi, yang dicuri adalah naskah soal bahasa Indonesia.
Naskah tersebut lantas dikumpulkan di dua posko. Yakni, posko Bluluk dan
Babat. Di dua posko itu, sudah menunggu puluhan guru terpilih dari SMA
negeri dan swasta untuk mengerjakan naskah soal yang sudah dicuri.
Karena yang mengerjakan merupakan guru-guru terpilih, pengerjaannya
tidak memakan waktu lama. Pengerjaan soal selesai pada Sabtu (12/4) atau
saat itu juga.
Jawaban yang dihasilkan tersebut kemudian disimpan dalam bentuk CD dan
flashdisk. CD dan flashdisk lantas diberikan kepada semua kepala sekolah
yang telah sepakat berkomplot dan berbuat curang. Baik kepala sekolah
negeri maupun swasta. ’’Alurnya memang dari pencurian, lalu dikerjakan
bersama-sama oleh sekelompok guru dan kemudian diberikan kepada kepala
sekolah,’’ jelas Setija.
Dari kepala sekolah itu, jawaban digandakan guru-guru yang ditunjuk di
setiap sekolah untuk kemudian dibagikan kepada siswa. ’’Ini sudah
direncanakan sangat matang dan sistematis. Ini tidak hanya dilakukan
tahun ini, tapi minimal sudah dua tahun. Sebab, tahun lalu ada peredaran
kunci jawaban juga,’’ papar Setija.
Lalu, bagaimana nasib naskah soal yang dicuri? Lantaran pencurian itu
sudah direncanakan sangat matang, sekelompok guru dan kepala sekolah
tersebut membuat alur cerita yang cantik. Begitu naskah soal kembali
dihitung di polsek, sekelompok guru telah kongkalikong menjawab bahwa
naskah soal komplet. Demikian pula ketika saat pemeriksaan dan
perhitungan saat naskah soal diambil dari polsek ke sekolah pada hari H
pelaksanaan unas. Padahal, sejatinya naskah itu kurang satu amplop.
Agar ketika dibagikan kepada siswa tidak ada yang kurang, naskah soal
yang dicuri tadi dibawa langsung ke sekolah bersangkutan dan disatukan
kembali dengan naskah soal lain. ’’Ini melibatkan banyak guru dan kepala
sekolah. Jadi, terlihat seperti tidak ada yang ganjil. Yang jelas, ada
cukup banyak guru dan kepala sekolah yang terlibat,’’ ungkap
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Farman.
Kunci jawaban yang disebar di Lamongan dibagikan secara gratis. Tetapi,
tidak dengan di Surabaya. Kunci jawaban tersebut dikomersialkan Muhammad
Nasrun Abid. Nama itulah yang membawa kunci jawaban dari Lamongan ke
Surabaya. Abid memperoleh kunci jawaban dari pamannya yang guru SMAN 3
Lamongan Edy Purnomo. Selain itu, dia dapat dari kerabatnya yang lain,
yaitu Wakil Kepala MTs Putra Putri Lamongan Ibnu Mubarrok.
Sebagaimana halnya siswa-siswa di Lamongan, Abid mendapatkannya secara
gratis. ’’Abid lalu menjualnya kepada Joki Gosok seharga Rp 150 juta,’’
kata Farman. Joki Gosok atau DN Bagus Danil Bimantara merupakan pengedar
kunci jawaban di Surabaya. Joki Gosok mengenal Abid dari pengedar
sebelumnya, Bung T.
Di tangan Joki Gosok, kunci jawaban dijual kepada siswa di delapan SMAN
di Surabaya. Harganya mencapai Rp 25 juta sampai Rp 35 juta untuk setiap
sekolah. Jaringan Joki Gosok akhirnya dibongkar anggota Unit Kejahatan
Umum (Jatanum) Satreskrim Polrestabes Surabaya saat pelaksanaan unas SMA
hari ketiga 16 April lalu.
Joki Gosok dan empat anggotanya kemudian dibekuk polisi di tempat
pelariannya di Jogjakarta pada 26 April lalu. Dari penangkapan Joki
Gosok, terungkap nama pemasoknya, yakni Abid, dan kemudian berkembang ke
penangkapan Edy serta Ibnu. ’’Dari pengungkapan itu, kami kembangkan.
Hasilnya, kami mendapati fakta bahwa kunci itu berasal dari pencurian
naskah soal di Lamongan,’’ ucap Setija.
Polisi sudah memeriksa semua yang terlibat. Bukan saja mereka yang
mengedarkan di Surabaya, tetapi juga kelompok kepala sekolah dan guru di
Lamongan yang mencuri serta menyebarkannya. ’’Semua sudah kami periksa.
Tapi, kami tidak menahannya. Kami masih harus melakukan gelar perkara
dengan Polda Jawa Timur. Yang pasti, pengusutan kasus ini sudah kami
tuntaskan,’’ tandas Setija. (fim/c14/nw)
Sumber: http://www.jawapos.com/baca/artikel/876/70-Kasek-Guru-Berkomplot-Curi-Soal-Unas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar